Mempawah

Warga Kuala Secapah Mempawah Robohkan Rumah Reyot Miliknya, Mengungsi dan Berharap Bantuan Pemerintah 

×

Warga Kuala Secapah Mempawah Robohkan Rumah Reyot Miliknya, Mengungsi dan Berharap Bantuan Pemerintah 

Sebarkan artikel ini
Penampakan rumah Zulkarnain di Kuala Secapah, Kabupaten Mempawah. Sepekan yang lalu rumah ini ia robohkan demi keselamatan keluarganya.

MEMPAWAH, JEJARING KALBAR – Hati siapa yang tak pilu, saat seorang ayah harus merobohkan sendiri rumah tempat ia dan keluarganya berteduh selama bertahun-tahun.

Bukan karena keinginan, tapi demi keselamatan orang-orang tercinta. Itulah kisah getir Zulkarnain (47), warga Jalan Abdul Rani, Kuala Secapah, RT 14 RW 07, Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah.

Rumah kayu berukuran 4×5 meter yang selama ini menjadi satu-satunya tempat berlindung bersama istri dan tiga anaknya, akhirnya ia robohkan sendiri sepekan lalu. Bukan tanpa alasan.

Rumah yang dibangun dari papan simpiran, atap daun, dan lantai dari batang kelapa itu sudah sangat rapuh. Tiang-tiangnya keropos dimakan usia dan rayap. Angin kencang yang belakangan sering datang membuatnya semakin was-was.

“Saya yang merobohkan sendiri, karena takut kalau sewaktu-waktu rumah itu ambruk dan menimpa anak-anak. Apalagi sekarang cuaca tidak menentu, sering angin kencang. Rumah itu sudah sangat rawan,” ujarnya saat ditemui, Senin 30 Juni 2025.

Rumah tersebut dulunya pemberian sang paman lebih dari lima tahun silam. Meski sederhana dan hanya memiliki satu kamar, di situlah Zulkarnain membesarkan ketiga buah hatinya. Kini, hanya puing dan tanah kosong yang tersisa.

“Saya sudah beli tanahnya dari almarhum paman, ada sertifikatnya, tidak ada sengketa. Tapi bangunannya sudah tidak layak, makanya saya terpaksa bongkar,” ungkapnya.

Setelah rumah itu dirobohkan, Zulkarnain bersama istri dan anak-anaknya kini terpaksa mengungsi ke rumah mertua. Hidup menumpang, dalam keterbatasan. Ia hanya bekerja serabutan. Jika ada pekerjaan, ia bekerja. Jika tidak, ia hanya bisa pasrah. Sementara anak sulungnya sedang bersiap masuk SMA, dan yang bungsu masih berusia tiga tahun lebih.

“Anak-anak sudah tidak betah tinggal di rumah mertua. Mereka tanya terus kapan bisa kembali ke rumah. Tapi saya benar-benar tidak mampu membangun rumah baru,” ucap Zulkarnain.

Ia pun menggantungkan harapan besar kepada pemerintah daerah, khususnya Pemerintah Kabupaten Mempawah, agar terketuk hatinya membantu melalui program bedah rumah atau bantuan lainnya.

“Walaupun bantuan kecil, itu sangat berarti bagi kami. Saya hanya ingin bisa kembali membangun rumah sederhana untuk anak-anak. Setidaknya mereka punya tempat berlindung yang layak dan aman,” ujarnya.

Kisah Zulkarnain adalah potret miris dan kisah nyata perjuangan rakyat kecil yang terhimpit keterbatasan. Ekonomi rendah dan serba kesulitan. Semoga ada perhatian nyata dari pemerintah, agar keluarga ini tidak terus hidup dalam pengungsian tanpa kepastian. ***

Pewarta: Bung Ranie 

Jangan lupa Follow Facebook, TikTok dan Instagram Jejaring Kalbar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *