MempawahSintang

Proyek Jembatan Sungai Burung Segedong Lambat, Wakil Ketua DPRD Mempawah Minta Pemprov Evaluasi Kontraktor

×

Proyek Jembatan Sungai Burung Segedong Lambat, Wakil Ketua DPRD Mempawah Minta Pemprov Evaluasi Kontraktor

Sebarkan artikel ini
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Mempawah, Riduan M. Yusuf, S.H.,
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Mempawah, Riduan M. Yusuf, S.H.,

MEMPAWAH, – Wakil Ketua DPRD Kabupaten Mempawah, Riduan M. Yusuf, S.H., menyampaikan keluhan masyarakat terkait lambatnya pengerjaan proyek jembatan di Jalan Raya Sungai Burung, Kecamatan Segedong, Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat, Selasa 14 Januari 2024.

Menurut Riduan, proyek yang telah berlangsung hampir setahun tersebut menunjukkan progres yang sangat minim, sehingga memengaruhi kehidupan warga sekitar.

“Kita bersyukur pemerintah provinsi telah membangun banyak jembatan di wilayah Kalimantan Barat. Namun, pengerjaan jembatan di Jalan Raya Sungai Burung ini sangat lambat, dan masyarakat mengeluhkan dampaknya,” ujar Riduan.

Warga melaporkan berbagai permasalahan, mulai dari jalan rusak hingga tepian sungai yang longsor akibat aktivitas proyek. Selain itu, para pedagang di sekitar lokasi mengalami penurunan pendapatan karena berkurangnya pengunjung yang singgah.

“Bahkan beberapa rumah warga harus ditutupi kain hitam untuk menahan debu dari proyek tersebut. Penghuni merasa terganggu, terutama ketika ada tamu yang datang. Situasi ini sangat tidak nyaman, apalagi nanti menjelang bulan puasa dan lebaran,” tambah Riduan.

Tidak hanya itu, Riduan juga menyoroti dampak buruk terhadap petani setempat. Saluran air yang dibendung akibat pembangunan jembatan membuat air tertahan di sawah, memperparah kondisi lahan pertanian di musim penghujan.

“Petani kami kesulitan karena air tidak mengalir dengan baik. Proyek yang lambat ini menambah beban mereka di tengah kondisi ekonomi yang sulit,” katanya.

Riduan mendesak pemerintah provinsi untuk mengevaluasi kinerja kontraktor yang menangani proyek tersebut. Ia menyarankan agar kontraktor diganti atau mendatangkan tenaga profesional agar pengerjaan dapat diselesaikan lebih cepat.

“Progresnya sangat lambat, baru beberapa persen saja. Kalau sekarang mungkin masih butuh tiga sampai empat bulan lagi baru selesai. Kami berharap kontraktor memperhatikan nasib masyarakat sekitar,” tegasnya.

Riduan mengingatkan bahwa pembangunan infrastruktur harus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat tanpa mengorbankan kenyamanan dan ekonomi warga sekitar. *** (Bung Ranie)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *