JejaringKalbar.ID Bencana Banjir merupakan isu penting kebencanaan di Indonesia. Kota Pontianak secara geografis memiliki topografi rendah dan datar, sehingga sering mengalami banjir/genangan saat musim penghujan dan air laut pasang tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian yang ada terkait Pemetaan Kawasan Rawan Banjir di Kota Pontianak, kawasan rawan banjir di Kota Pontianak berada di kecamatan Pontianak Barat dan Pontianak Kota. Penyebabnya yang tak lain adalah hujan dengan intensitas tinggi namun air tidak terdrainasi dengan cepat.
Faktor ini tentunya berkaitan dengan luasan daerah resapan yang berkurang, serta pelebaran jalan yang tidak sejalan dengan normalisasi parit-parit yang ada di kawasan rawan banjir di Kota Pontianak.

Untuk klasifikasi Kawasan Rawan Banjir, teridentifikasi seluas 621 Hektar (21 persen dari luas administrasi Kota Pontianak), yang meliputi wilayah Kelurahan Darat Sekip, Pal Lima, Sungai Bangkong, Sungai Beliung, Sungai Jawi, Sungai Jawi Luar, Mariana, Tengah dan Sungai Jawi Dalam.
Di sekitar kawasan tersebut juga teridentifikasi sebagai Kawasan Cukup Rawan Banjir, dengan luasan yang lebih luas lagi, hampir 4 kali lipat luasnya.
Sedangkan, kawasan yang tidak rawan banjir di Kota Pontianak hanya 2 persen saja dari luasan kota yang notabene Barometer Kalimantan Barat ini.
Terkadang, timbul pertanyaan terkait apa saja upaya mitigasi yang sudah dilakukan Pemerintah Kota Pontianak untuk mengatasi fenomena banjir langganan ini? Kenapa masih saja sering terjadi?

Pada penelitian ini juga menyebut bahwa saat musim penghujan di Kota Pontianak, banjir/genangan yang terjadi diakibatkan oleh penyempitan ukuran saluran drainase, sehingga pada saat terjadi musim penghujan, air melebihi kapasitas saluran drainase kemudian menyebabkan terjadinya banjir.
Perlu kita ketahui, bahwa drainase merupakan komponen penting dalam perencanaan infrastruktur kota. Apalagi hal ini sangat ironis, mengingat Kota Pontianak juga memiliki julukan sebagai ‘Kota Seribu Parit’.
Imbasnya, jika hal ini dibiarkan berlarut-larut, maka saat musim penghujan tiba keadaan akan semakin parah dengan terjadi genangan dan run off yang lebih luas lagi di Kota Pontianak.
Kawasan Gambut sebenarnya juga perlu diperhatikan, mengingat Gambut juga mempunyai fungsi hidrologi dalam mengatur aliran dan menyimpan air, sehingga berperan penting dalam mencegah serta mengurangi bahaya banjir.
Namun, maraknya pembukaan lahan tanpa memperhatikan perencanaan infrastruktur kota yang baik, berimbas pula dengan semakin berkurangnya kedalaman gambut sebagai fungsi resapan dan hidrologi.***