JEJARINGKALBAR.ID, –Bertahun-tahun hidup miskin membuat Kartini, ibu 44 tahun dan keluarganya terpaksa tinggal di rumah tak layak huni. Atapnya bocor, dan nyaris roboh. Mereka sebenarnya ingin membangun rumah yang layak, namun apa daya ekonomi tak mencukupi.
Kartini tinggal di RT 03 RW 02 Desa Parit Banjar, Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat. Di sana ia bernaung bersama suami dan anaknya yang masih sekolah.
“Kami memang tidak mampu membangun rumah ini, jangankan membangun, untuk makan sehari-hari saja syukur bisa cukup. Sekarang kami tidak berharap minta lebih lah,” katanya, Minggu 12 Mei 2024.
Kartini mengatakan, selama hidup di rumah tersebut, listrik mereka hanya menumpang aliran tetangga, sebulan mereka biasanya membayar Rp.40 ribu sampai Rp.50 ribuan.
“Saya ada mendapat bantuan PKH, itu untuk anak sekolah. Sementara suami saya bekerja memasang bubu kepiting. Sementara saya hanya mengurus rumah tangga, kadang-kadang saya pergi ke TPA Bakau Besar untuk memulung plastik,” katanya.
Kartini belakangan ini menderita sakit, jadi sementara ia tidak bisa pergi mulung ke TPA Bakau Besar. Penghasikan suaminya dari bubu kepiting juga tak seberapa, kadang-kadang dapat, keseringan tidak.
Ia mengatakan, sudah banyak orang datang ingin membantu. Misalnya waktu usia anaknya lima tahun, ada yang ingin membantu bangun WC, tapi tidak ada sampai sekarang.
Tahun 2018 asa itu kembali tiba, ada yang datang untuk membantu program bedah rumah, tapi sampai 2024, juga belum ada. Ia berharap sekali ada pihak yang membedah rumahnya, supaya bisa hidup di rumah yang layak.
“Janji mau dibantu pemerintah itu sudah banyak, ada yang katanya mau membantu listrik, mau bangunkan WC, mau diberi program bedah rumah, tapi belum juga ada sampai sekarang. Mudah-mudahan nanti ada yang bantu,” pungkasnya. ***