Mempawah

Tradisi Balala Nagari di Mempawah, Ini Daftar Jalan yang Ditutup 24 Jam

×

Tradisi Balala Nagari di Mempawah, Ini Daftar Jalan yang Ditutup 24 Jam

Sebarkan artikel ini
Ketua DAD Kabupaten Mempawah, Adrianus.
Foto Ketua DAD Kabupaten Mempawah, Adrianus.

MEMPAWAH, JEJARING KALBAR – Tradisi adat tahunan masyarakat Dayak di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Balala’ Nagari, akan kembali digelar pada 23 Mei 2025 mulai pukul 18.00 WIB hingga 24 Mei 2025 pukul 18.00 WIB.

Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Mempawah, Adrianus, S.Pd., M.Pd., menjelaskan, prosesi adat yang berlangsung selama 24 jam ini menjadi bagian penting dalam upaya melestarikan nilai-nilai budaya dan spiritual suku Dayak yang diwariskan secara turun-temurun.

Ia bilang, selama Balala’ Nagari berlangsung, seluruh warga Dayak diwajibkan untuk menghentikan segala bentuk aktivitas di luar rumah.

Hal ini dimaksudkan sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur serta menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan dunia spiritual yang diyakini oleh masyarakat adat.

“Seluruh warga diharapkan menaati ketentuan adat ini. Tidak diperkenankan keluar masuk rumah atau kampung, membuat kegaduhan, menerima tamu, memasak dengan cara memanggang atau menggoreng, membunuh hewan, maupun menebang pohon dan tumbuhan lainnya,” ujar Adrianus.

Untuk memastikan kelancaran pelaksanaan tradisi tersebut, sejumlah ruas jalan akan ditutup sementara selama prosesi berlangsung.

Penutupan mencakup jalur Takong Desa Sepang menuju Salatiga, jalur Toho menuju Sadaniang, jalur menuju makam Opu Daeng Manambon hingga Sadaniang, jalur Anjongan menuju Anjongan Dalam, jalur Antibar menuju Anjongan Dalam, jalur Dusun Bangkam di Desa Bukit Batu, serta jalur Sri Medan di Desa Peniti Dalam 2.

Adrianus mengimbau agar warga non-Dayak yang tinggal di wilayah Mempawah juga ikut menghormati dan tidak melanggar ketentuan adat yang berlaku selama masa Balala’ Nagari.

Menurutnya, tradisi ini bukan semata-mata ritual adat, melainkan cerminan dari nilai-nilai kehidupan yang menjunjung tinggi keharmonisan antara manusia dan alam.

“Ini adalah warisan budaya yang patut kita jaga dan lestarikan bersama. Semoga pelaksanaan Balala’ tahun ini berjalan dengan tertib dan membawa kebaikan bagi seluruh masyarakat,” tutupnya. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *