Kubu Raya

Tips Memilih Figur Pemimpin Kubu Raya

×

Tips Memilih Figur Pemimpin Kubu Raya

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi Pemungutan Suara
Ilustrasi Pemungutan Suara

JejaringKalbar.ID. Beberapa bulan lagi, masyarakat Kubu Raya akan menghadapi Pilkada 2024, yang notabene untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati yang dinilai mampu melaksanakan roda pemerintahan di Kabupaten Kubu Raya.

Biro Politik Pengurus Daerah XV Keluarga Besar FKPPI Kalimantan Barat, Muhammad Darwin menyampaikan bahwa terkait dengan ajang pemilihan Bupati Kubu Raya 2024, hal pertama yang harus dicerahkan adalah masyarakatnya, sebagai stakeholder utama Kabupaten Kubu Raya.

“Karena Bupati yang akan memimpin Kabupaten Kubu Raya nantinya adalah produk dari pengetahuan dan kesadaran relatif masyarakat Kabupaten Kubu Raya terhadap berbagai dimensi kepemimpinan yang efektif yang sesuai untuk Kabupaten Kubu Raya,” ujarnya, Senin siang (29/4).

Menurutnya, harus ada kesadaran kolektif masyarakat tentang prioritas kebutuhan Kabupaten Kubu Raya dan masyarakatnya dihubungkan dengan karakteristik pemimpin yang akan mereka pilih nantinya.

“Kesejahteraan yang membahagiakan adalah tujuan akhir dari pembagunan, ini dapat didekati melalui usaha-usaha terarah, efektif dan efisien, yang dipimpin oleh seorang figur pemimpin yang tepat untuk situasi dan kondisi tertentu suatu daerah, dalam hal ini Kabupaten Kubu Raya,” bebernya yang juga sebagai Sekretaris Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) Kalimantan Barat.

Darwin melanjutkan, setiap daerah juga memiliki komposisi demografi dan geografi yang khas, yang membentuk cara bersosial dan kebudayaan masyarakatnya.

“Ini juga harus menjadi variabel penting dalam memilih figur pemimpin, apakah figur tersebut mampu beradaptasi dengan cepat dengan realitas-realitas yang ada tersebut dan kemudian memberikan pengaruh positifnya dalam mempercepat akselerasi pembangunan di wilayah tersebut,” ungkapnya.

Darwin menekankan bahwa visi dan misi dari setiap kandidat itu penting, tapi kadang susah dibedakan secara signifikan antar kandidat, karena visi dan misi dapat dirancang dengan sangat indah dan ‘mewah’, mungkin dibuat oleh beberapa pakar bidang tertentu yang dibayar secara profesional.

“Akhirnya, secara praktis masyarakat dapat menjadikan rekam jejak historis dari para kandidat, karena itulah gambaran paling jelas dari figur pemimpin yang akan mereka pilih. Masyarakat harus bersedia sedikit meluangkan waktu untuk mencari tahu terkait latar belakang seorang calon pemimpin, termasuk kapasitas intelaktual, emosional dan moralitasnya. Usahakan mmilih secara rasional dan objektif jangan semata-mata mengedepankan subjektifitas emosional dan primodialisme identitas,” pungkasnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *