SAMBAS, JEJARING KALBAR – Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Harum Manis di Desa Seranggam, Kecamatan Selakau Timur terus menunjukkan kontribusinya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi desa.
Salah satu unit usaha yang kini menjadi andalan baru adalah unit penggilingan padi, hasil kerja sama antara BUMDes Harum Manis dan pihak ketiga sebagai pemilik penggilingan padi tersebut, Kamis (12/6/2025).
Kepala Desa Seranggam, Rahmat mengatakan meski pengelolaan teknis dilakukan oleh mitra swasta, BUMDes Harum Manis berperan aktif sebagai penyedia modal dan pemasok bahan baku berupa gabah. Sistem kerja sama ini memungkinkan kedua belah pihak untuk saling mendukung.
“Setiap transaksi jual beli beras merupakan bentuk kemitraan yang saling menguntungkan. BUMDes menyediakan bahan baku, sedangkan penggilingan melakukan proses produksi. Kami juga terus memantau semua kegiatan ini karena BUMDes adalah bagian penting dari pembangunan desa,” kata Rahmat.
Menurut Rahmat, saat ini, BUMDes Harum Manis telah memiliki 4–5 unit usaha yang seluruhnya masih aktif beroperasi. Unit-unit tersebut antara lain penyediaan barang dan jasa, perdagangan hasil perkebunan seperti kelapa dan sawit, pembelian gabah langsung dari petani, hingga kerja sama jasa keuangan.
“Kami bersyukur, setiap tahun BUMDes mampu menyumbang Pendapatan Asli Desa (PADes). Tahun pertama sumbangan kami lebih dari Rp30 juta, dan untuk tahun ini diperkirakan berkisar Rp20 hingga 30 juta. Semua ini akan kami laporkan secara resmi bulan Juni nanti,” ungkap Rahmat.
Unit pembelian gabah memiliki peran penting dalam mendukung penggilingan padi. Gabah dibeli langsung dari petani dan disuplai ke unit penggilingan. Namun, jika penggilingan tidak mampu menyerap seluruh pasokan, unit pembelian gabah diberi kebebasan untuk menjual ke pihak lain.
Rahmat menegaskan meski unit ini membawa potensi besar, pengelola mengakui adanya kendala teknis. Proses penggilingan dan pengeringan gabah masih dilakukan secara manual, termasuk menggunakan alat tradisional ‘langkau’yang sangat tergantung pada cuaca.
“Kendala terbesar kami adalah pengeringan. Saat panen raya bersamaan dengan musim hujan, produksi terganggu. Kami sangat berharap ada bantuan mesin pengering modern dengan kapasitas 4–5 ton agar proses produksi bisa berjalan lebih cepat dan lancar,” tambah Rahmat.
Lebih jauh Rahmat menjelaskan kerja sama BUMDes Harum Manis tidak berhenti di tingkat lokal. Saat ini, mereka telah menjalin kemitraan dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni Bulog Singkawang. Tercatat, sekitar 100 ton beras telah dikirim ke Bulog. Selain itu, selama beberapa tahun terakhir, BUMDes juga rutin mengirimkan gabah kering ke lembaga tersebut.
“Bulog sebenarnya juga menghadapi kendala karena mereka tidak punya sarana pengeringan sendiri. Maka dari itu, mereka sangat bergantung pada pihak-pihak seperti kami. Jika kami memiliki alat pengering sendiri, maka kerja sama ini akan lebih maksimal,” jelas Rahmat.
Melihat dampak ekonomi dan sosial yang dihasilkan, Rahmat mengungkapkan bahwa pihak BUMDes berharap pemerintah melalui Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan, dan instansi terkait lainnya dapat memberi perhatian lebih.
“BUMDes bukan hanya sumber PADes, tapi juga penyerap tenaga kerja. Di unit penggilingan padi saja, kami mempekerjakan 5–6 orang setiap hari. Kalau ada dukungan alat pengering, tentu kapasitas produksi kami bisa meningkat, omzet bertambah, dan perputaran modal jadi lebih lancar,” ujar Rahmat.
Dengan diluncurkannya unit penggilingan padi di tahun 2025, pengelola BUMDes Harum Manis yakin omzet BUMDes tahun ini akan meningkat signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Unit ini adalah investasi baru yang penuh harapan. Kami yakin kontribusi BUMDes untuk desa akan semakin besar,” tutup Rahmat.(Sera)