Pilgub KalbarSanggau

Serap Keluhan Petani di Meliau Hilir, Sutarmidji Ingin Penyaluran Pupuk Subsidi Lewat BUMDes

×

Serap Keluhan Petani di Meliau Hilir, Sutarmidji Ingin Penyaluran Pupuk Subsidi Lewat BUMDes

Sebarkan artikel ini
Sutarmidji
Calon Gubernur Kalbar nomor urut 1, Sutarmidji saat silaturahmi dialogis di Meliau Hilir, Sanggau (Foto: Tim Media Midji-Didi)

JEJARINGKALBAR.ID -Calon Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) nomor urut 1, Sutarmidji menggelar kampanye dialogis di Desa Meliau Hilir, Kecamatan Meliau, Kabupaten Sanggau, Sabtu 9 November 2024 sore.

Dalam kesempatan itu, Sutarmidji yang juga merupakan Gubernur Provinsi Kalbar periode 2018-2023 itu sempat berdialog dengan masyarakat terkait berbagai persoalan yang dihadapi. Salah satunya tentang alokasi pupuk subsidi kepada masyarakat para petani.

Agar subsidi pupuk tepat sasaran, menurut Sutarmidji, Menteri Pertanian di era Presiden Prabowo Subianto kemungkinan ingin agar pupuk subsidi dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Hal tersebut, sejalan dengan program Indeks Desa Membangun (IDM) yang Sutarmidji gaungkan selama lima tahun terakhir, yakni memperkuat desa, dengan mewujudkan sebanyak mungkin Desa Mandiri.

“Saya dari awal ketika menjadi gubernur, program saya IDM, dan Pak Menteri (Andi Amran Sulaiman) bilang kalau desa itu bagus nanti masalah selesai, kan ada itu Pak Menteri Pertanian (bilang),” ungkap Midji.

Agar pupuk subsidi bisa dikelola dengan baik, BUMDes yang menanganinya, Sutarmidji berharap juga harus dalam kondisi baik. Ia menyarankan setiap desa mempercayakan BUMDes ditangani oleh anak-anak muda, para sarjana yang mau membangun desa.

“BUMDes yang dikelola anak-anak muda (banyak yang) sukses, misalnya di Kapuas Hulu itu ada satu BUMDes dikelola anak muda, bahkan dia bangun objek wisata buatan. Lalu di Sambas itu ada anak muda yang bisa mengelola internet untuk lebih dari 100 desa, dan mendapatkan penghargaan nasional,” ujar Midji.

Untuk itu, Sutarmidji mendorong para kepala desa bisa membangun BUMDes di desa masing-masing dengan baik. Sehingga masalah yang terjadi selama ini, misalnya terkait distribusi pupuk subsidi bisa diatasi. Minimal dapat memotong sirkulasi atau mata rantai pasokan dan membuat subsidi tepat sasaran.

“Misalnya elpiji tiga kilogram itu harusnya BUMDes yang menjadi pengecer dan harganya jelas. Seperti di Semitau BUMDes-nya mengeola elpiji tiga kilogram sebagai pengecer, bahkan sekarang sudah menjadi sub agen, bisa itu (BUMDes) diyakini (dipercaya) oleh Pertamina. Jadi sebetulnya bagaimana, tinggal desanya mau saja,” papar Midji.

Menurut Sutarmidji saat ini, presiden dan menteri pertanian fokus pada peningkatan produksi pertanian mulai dari desa. Sehingga Ia mendorong terus digalakkan program IDM, dengan BUMDes yang baik.

Sementara terkait permodalan untuk BUMDes, Sutarmidji menyebut sesuai aturan 30 persen dana desa bisa digunakan untuk modal. Menurutnya keberadaan BUMDes tentu akan meningkatkan lapangan kerja, serta pendapatan masyarakat desa.

“Pupuk saya rasa kalau (dikelola) lewat BUMDes itu lebih bagus, karena sirkulasinya bisa dipertanggungjawabkan. Kalau sekarang kan tidak jelas, pupuk itu tidak jelas, saya berani bilang tidak jelas karena distribusinya,” kata Midji.

Sementara jika lewat BUMDes, Sutarmidji yakin distribusi pupuk subsidi dapat terkontrol dengan baik. Mengingat pihak BUMDes akan lebih mengetahui siapa petani dan berapa banyak kebutuhan pupuk dari masing-masing perani.

“Misalnya (jumlah) petani kita sudah tahu yang menjadi petani siapa dan bagaimana. Lalu berapa hektare, berapa (pupuk) yang dibutuhkan, kalau (sekarang) ini kan yang memasok siapa, yang mengecer siapa,” pungkas Midji.*** (Rilis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *