SAMBAS, JEJARING KALBAR, – Kasus tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Sambas menunjukkan peningkatan yang signifikan. Berdasarkan data terbaru dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, sebanyak 1.356 kasus TBC tercatat sepanjang tahun 2024, dengan 35 di antaranya berakhir dengan kematian. Tingkat keberhasilan pengobatan (Treatment Success Rate/TSR) pada tahun 2023 mencapai 86,99%, namun masih berada di bawah target nasional sebesar 90%.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, dr. Ganjar Eko Prabowo, menyatakan bahwa salah satu hambatan utama dalam pengendalian TBC adalah rendahnya tingkat deteksi kasus di layanan kesehatan dasar seperti puskesmas dan rumah sakit. Menurutnya, kurangnya investigasi kontak pasien dan belum optimalnya pemberian terapi pencegahan untuk keluarga pasien menjadi tantangan besar dalam upaya eliminasi TBC di daerah tersebut.
Untuk menanggulangi penyebaran TBC, pemerintah Kabupaten Sambas telah mengambil langkah strategis, termasuk membentuk Tim Percepatan Penanggulangan Tuberkulosis (TP2TB) di tingkat kabupaten, menerbitkan Peraturan Bupati tentang Penanggulangan TBC, dan menyusun Rencana Aksi Daerah (RAD) Penanggulangan TBC yang menjadi panduan utama dalam mencapai target eliminasi TBC pada tahun 2030.
Pada tahun 2025, Kabupaten Sambas juga memperkuat kerja sama dengan Yayasan Bina Asri Pontianak melalui SSR PKBI Sambas untuk mendukung berbagai program pengendalian TBC. Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan deteksi dini, pengobatan tepat waktu, serta mendorong kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit ini.
Indonesia sendiri masih menjadi negara dengan beban TBC tertinggi kedua di dunia setelah India. Data nasional mencatat lebih dari 1 juta kasus TBC setiap tahun, dengan angka kematian mencapai 134.000. Berdasarkan Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2021, pemerintah menargetkan penurunan insiden TBC menjadi 65 kasus per 100.000 penduduk dan angka kematian 6 per 100.000 penduduk pada tahun 2030.
Untuk mencapai target tersebut, strategi utama yang diperkuat di Kabupaten Sambas meliputi peningkatan akses layanan kesehatan yang bermutu, promosi dan pencegahan TBC secara intensif, serta optimalisasi investigasi kontak dan pengobatan dini di fasilitas kesehatan.
Ganjar Eko Prabowo menegaskan bahwa kerja sama lintas sektor dan dukungan dari semua elemen masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam pengendalian TBC. Ia juga mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap gejala penyakit ini, seperti batuk berkepanjangan, demam, dan penurunan berat badan.
“Deteksi dini dan pengobatan tepat waktu sangat penting untuk memutus rantai penularan. Kami mengajak seluruh masyarakat untuk segera memeriksakan diri jika merasakan gejala TBC,” ujarnya.
Ia mengatakan, dengan langkah-langkah yang telah diambil, Kabupaten Sambas optimis dapat berkontribusi dalam pencapaian target eliminasi TBC nasional, sekaligus meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di daerah tersebut.
Penulis: Urai Rudi