Sambas

Potret Menyedihkan SDN 17 Sabaran Parit: Siswa Terperosok dan Ruang Kelas Disekat

×

Potret Menyedihkan SDN 17 Sabaran Parit: Siswa Terperosok dan Ruang Kelas Disekat

Sebarkan artikel ini
Kondisi ruang kelas 6 SDN 17 Sabaran Parit
Kondisi ruang kelas 6 SDN 17 Sabaran Parit/Foto Sera/Jejaring Kalbar

SAMBAS, JEJARING KALBAR – SDN 17 Sabaran Parit, Kecamatan Jawai Selatan, Kabupaten Sambas, berada dalam kondisi yang memprihatinkan.

Bangunan sekolah mengalami kerusakan parah dan sudah dilaporkan sejak 2020 ke Dinas Pendidikan, namun hingga kini belum ada tindakan nyata dari mereka meski laporan telah berulang kali disampaikan.

Sekolah yang berdiri sejak 1981 ini memiliki 11 tenaga pengajar, terdiri dari 5 PNS, 3 guru P3K, dan 3 tenaga honorer, dengan 54 siswa yang terdaftar pada 2025. Namun, fasilitas yang rusak membuat proses belajar mengajar jauh dari kata ideal.

Ruang kelas disekat untuk proses belajar mengajar di SDN 17 Sabaran Parit
Ruang kelas disekat untuk proses belajar mengajar di SDN 17 Sabaran Parit/Foto Sera/Jejaring Kalbar

Saat reporter Jejaring Kalbar meninjau lokasi, Kamis (13/3/2025) pagi, terlihat kondisi bangunan yang miring dengan beberapa ruangan tak lagi bisa digunakan.

Salah satu kelas bahkan terpaksa dibagi dua agar bisa menampung lebih banyak siswa, meskipun itu membuat suasana belajar tidak nyaman.

Lebih parah lagi, seorang siswa kelas 6 mengalami insiden mengkhawatirkan saat terperosok akibat lantai kayu yang tiba-tiba patah.

Sementara itu, keterbatasan ruang kelas memaksa siswa kelas 3 masuk pada pukul 09.00 WIB dan hanya belajar dalam waktu singkat sebelum dipulangkan.

Kepala SDN 17 Sabaran Parit, Hadian, mengungkapkan bahwa pihaknya telah berulang kali melaporkan kondisi sekolah ke Dinas Pendidikan dan mengajukan proposal perbaikan. Namun, hingga kini belum ada tindakan konkret.

“Kami sudah sering mengajukan proposal ke Dinas Pendidikan, tetapi tidak ada tindak lanjut. Memang ada respons, tetapi belum ada aksi nyata seperti peninjauan langsung atau bantuan renovasi,” tegasnya.

SDN 17 Sabaran Parit
SDN 17 Sabaran Parit/Foto Sera/Jejaring Kalbar

Hadian menjelaskan bahwa selama ini, sekolah hanya mengandalkan bantuan masyarakat yang terbatas, seperti papan kayu untuk menambal lantai yang rapuh.

Saat ini, satu-satunya dana yang tersedia untuk perbaikan berasal dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS), namun jumlahnya sangat terbatas.

Bahkan, 50% dari dana BOS harus dialokasikan untuk gaji pegawai honorer, sehingga hampir tidak ada anggaran yang bisa digunakan untuk memperbaiki bangunan sekolah.

“Jika ada bantuan, kami sepakat untuk merenovasi seluruh gedung karena sudah tidak layak. Namun, selama ini kami hanya bisa mengandalkan dana BOS yang sangat terbatas,” jelas Hadian.

Ia berharap pemerintah segera turun tangan agar kondisi sekolah tidak semakin memburuk dan siswa dapat belajar dengan aman serta nyaman.

“Kami sangat berharap pemerintah tidak lagi menutup mata. Jika bukan dari pemerintah, siapa lagi yang bisa membantu sekolah-sekolah seperti kami?” pungkasnya. (Sera)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *