KETAPANG, JEJARING KALBAR, – Pentas Seni Budaya Dayak (PSBD) ke-IX Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Ketapang Tahun 2025 resmi dibuka, Selasa (7/10/2025) malam, di Balai Sungai Kedang Ketapang.
Pembukaan ditandai dengan pemukulan gong oleh Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan, didampingi Bupati Ketapang sekaligus Patih Jaga Pati Laman Sembilan Domong Sepuluh Kerajaan Hulu Aik, Raden Cendaga Pintu Bumi Jaga Banua Alexander Wilyo.
Rangkaian PSBD ke-IX diawali dengan karnaval budaya yang menampilkan puluhan kendaraan hias bernuansa adat Dayak, menambah semarak pembukaan kegiatan tahunan tersebut.
Apresiasi Bupati: Wujud Semangat dan Kebersamaan
Dalam sambutannya, Bupati Ketapang, Alexander Wilyo menyampaikan apresiasi dan rasa bangga atas kerja keras panitia, pengurus DAD Ketapang, serta seluruh pihak yang telah berperan menyukseskan acara tersebut.
“Malam ini luar biasa. Antusias masyarakat begitu tinggi. Terima kasih kepada panitia dan semua pihak yang telah memeriahkan Pentas Seni dan Budaya Dayak 2025 ini,” ujar Bupati.
Bupati juga mengapresiasi karnaval budaya yang menjadi bagian dari pembukaan kegiatan.
“Hampir 50 kendaraan hias ikut ambil bagian dalam karnaval kali ini. Ini yang paling ramai selama pelaksanaan Pentas Seni Budaya Dayak,” tambahnya.
Komitmen untuk Adil bagi Semua Suku dan Agama
Lebih lanjut, Bupati menegaskan komitmennya untuk terus menjadi pemimpin yang adil bagi seluruh masyarakat Ketapang, tanpa membeda-bedakan suku maupun agama.
“Sebagai Bupati Ketapang, saya akan tetap menjadi pemimpin yang adil bagi semua. Dalam setiap kebijakan, kami berupaya berlaku adil terhadap seluruh suku dan agama, karena Ketapang adalah rumah bagi semua,” tegasnya.
Bupati menambahkan, kegiatan PSBD merupakan bagian dari semangat kebersamaan dalam menjaga dan melestarikan budaya lokal. Pemerintah daerah, kata dia, terus memberikan ruang bagi setiap etnis untuk menampilkan dan mengembangkan budaya masing-masing.
“Sebelumnya kita juga telah melaksanakan Pagelaran Seni Budaya Melayu dan Grebeg Satu Suro Paguyuban Jawa. Semua suku di Ketapang mendapat ruang yang sama untuk menjaga dan mengembangkan tradisinya,” ungkap Bupati.
Budaya sebagai Identitas dan Kebanggaan
Dalam kesempatan tersebut, Bupati juga menekankan pentingnya adat, budaya, dan tradisi sebagai identitas serta jati diri masyarakat Ketapang.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai budayanya sendiri. Adat dan tradisi bukan hanya warisan leluhur, tetapi juga identitas dan harga diri kita. Melalui kegiatan seperti ini, kita menumbuhkan kebanggaan dan rasa memiliki terhadap budaya sendiri,” tuturnya.
Bupati turut mengundang masyarakat untuk menghadiri Ritual Adat Naik Jurokng Tinggi yang akan dilaksanakan pada 8 Oktober 2025 di Balai Kepatihan Jaga Pati, Laman Sembilan Domong Sepuluh, Kompleks Kepatihan Ketapang.
Ia menjelaskan bahwa tradisi jurokng merupakan simbol kemakmuran, kebersamaan, dan keluhuran budaya Dayak, serta menjadi sarana bagi generasi muda untuk mengenal dan mencintai warisan leluhur.
Menjaga Adat untuk Ketapang Maju dan Mandiri
Mengakhiri sambutannya, Bupati mengajak seluruh masyarakat untuk terus bergotong royong menjaga adat dan budaya daerah sebagai kekuatan bersama dalam membangun Ketapang.
“Dengan adat dan budaya yang selalu kita jaga, mari bersama-sama mewujudkan Ketapang yang Maju dan Mandiri,” tutupnya. *** (Yoga)