JAKARTA, – Dalam momen perkenalannya sebagai pelatih Timnas Indonesia pada 12 Januari 2025, Patrick Kluivert mencuri perhatian publik dengan sebuah langkah tak terduga. Mantan striker tim nasional Belanda ini tampil mengenakan songkok hitam, penutup kepala tradisional yang identik dengan budaya Indonesia dan sering digunakan dalam acara formal maupun keagamaan.
Langkah Kluivert ini dianggap sebagai upayanya untuk menunjukkan rasa hormat terhadap tradisi Indonesia, sekaligus merebut hati masyarakat yang mayoritas beragama Islam.
Songkok telah menjadi simbol kedekatan budaya dan nilai keagamaan di Indonesia, sehingga kehadiran Kluivert dengan mengenakan atribut ini menjadi simbolisasi penerimaan terhadap identitas lokal.
Dalam konferensi pers, Kluivert tampak percaya diri mengenakan songkok sambil memamerkan jersey Timnas Indonesia dengan senyuman lebar. “Saya senang bisa mendapat kesempatan ini dan saya akan melakukan yang terbaik,” ucap Kluivert.
Reaksi positif langsung bermunculan dari publik Indonesia. Banyak yang merasa bahwa Kluivert tidak hanya sekadar datang untuk melatih, tetapi juga berusaha membangun hubungan emosional dengan masyarakat.
“Beliau memakai songkok, itu artinya ia benar-benar ingin memahami budaya kita. Sebuah penghormatan yang tidak semua pelatih asing lakukan,” komentar salah satu penggemar di media sosial.
Selain itu, beberapa pengamat sepak bola juga menilai langkah Kluivert ini sebagai strategi untuk mempermudah proses adaptasinya dengan lingkungan kerja yang baru.
“Memakai songkok adalah langkah kecil, tetapi sangat bermakna. Ini menunjukkan bahwa Kluivert tidak hanya ingin sukses secara teknis, tetapi juga ingin diterima secara sosial,” ujar penggemar lain di media sosial.
Kluivert, yang memiliki segudang pengalaman sebagai pemain dan pelatih, kini menghadapi tantangan besar untuk membawa Timnas Indonesia menuju target ambisius, yakni lolos ke Piala Dunia 2026. Namun, dengan langkah awal yang begitu mengesankan ini, banyak yang optimis bahwa ia mampu memimpin Indonesia menuju era baru sepak bola.
Tentu saja, mengenakan songkok hanyalah simbol kecil dari komitmennya. Namun, bagi masyarakat Indonesia, hal ini memberikan kesan mendalam bahwa Patrick Kluivert bukan hanya seorang pelatih, tetapi juga seorang tamu yang tahu cara menghormati tuan rumahnya.
Dengan songkok sebagai simbol penghormatan dan adaptasi, Kluivert tampaknya sudah memenangi babak pertama dalam usahanya merebut hati publik Indonesia. Apakah langkah ini akan menjadi awal dari kesuksesannya di lapangan? Hanya waktu yang bisa menjawab. ***