MEMPAWAH, JEJARING KALBAR, – Anggota DPRD Kabupaten Mempawah, Leopole Van Aert, mengimbau para orang tua untuk meningkatkan pengawasan dan pembinaan terhadap anak-anak remaja guna mencegah keterlibatan dalam balap liar. Seruan ini muncul setelah insiden tragis di Jalan Patoka, Sungai Pinyuh, yang menewaskan dua remaja di bawah umur.
Menurut Leo, sapaan akrabnya, kasus tersebut menjadi pengingat penting bagi semua pihak, terutama orang tua, agar lebih peduli terhadap aktivitas anak di luar rumah.
“Kalau dilihat dari usianya, mereka masih pelajar, baru 14 dan 15 tahun,” ujarnya, Senin (14/10/2025).
Ketua Komisi II DPRD Mempawah itu menegaskan, pengawasan tidak cukup hanya berupa larangan. Diperlukan pendekatan yang humanis, komunikatif, dan penuh empati, agar anak merasa diperhatikan dan tidak mencari pelarian melalui aksi berbahaya seperti balap liar.
“Remaja butuh perhatian, bukan sekadar larangan. Ajak mereka bicara, dengarkan, dan arahkan pada kegiatan yang positif,” tambahnya.
Leo berharap kejadian di Sungai Pinyuh menjadi pelajaran bersama untuk meningkatkan kesadaran keselamatan lalu lintas. Ia juga menegaskan, DPRD Mempawah siap bekerja sama dengan Pemkab dan aparat kepolisian dalam upaya menekan aksi balap liar di wilayah Mempawah dan sekitarnya.
“Keselamatan anak-anak kita adalah tanggung jawab bersama. Jangan sampai nyawa melayang hanya karena adu cepat di jalan,” tegasnya.
Fenomena balap liar belakangan ini menjadi perhatian serius di berbagai daerah di Kalimantan Barat, termasuk Mempawah. Selain mengancam keselamatan pelaku dan pengguna jalan lainnya, aksi ini juga sering menimbulkan keresahan warga. Aparat gabungan kerap melakukan razia balap liar di sejumlah titik rawan, namun peran orang tua tetap menjadi faktor kunci dalam pencegahan. ***