JejaringKalbar.ID Desa Sungai Rasau, Kabupaten Mempawah, kini melangkah menuju ketangguhan bencana melalui program inovatif dari kolaborasi dosen Universitas Muhammadiyah Pontianak dan Universitas Tanjungpura. Dalam rangka Program Kosabangsa, tim yang terdiri dari akademisi terkemuka ini meluncurkan berbagai inisiatif strategis untuk melindungi masyarakat dan lingkungan setempat.
Tim dari Universitas Muhammadiyah Pontianak diketuai oleh Raudhatul Fadhilah, dengan anggota Putri Yuli Utami dan Fita Kurniasari, sementara dari Universitas Tanjungpura dipimpin oleh Masriani bersama anggota Andi Ichwan dan Ishak Jumarang. Program ini melibatkan mahasiswa dari kedua universitas yang terjun langsung ke lapangan sebagai motor penggerak perubahan di Desa Sungai Rasau.
Program ini bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi kebakaran dan bencana lain yang sering terjadi di daerah gambut. Salah satu terobosan yang dilakukan adalah pemasangan sensor canggih untuk mendeteksi kadar asap (CO, PM 2.5, dan PM 10) dan pengembangan sistem peringatan dini berbasis web. Di sisi lain, tim juga menyediakan mesin pemadaman kebakaran yang siap digunakan jika terjadi kondisi darurat.
Namun, program ini tidak hanya fokus pada kesiapsiagaan bencana. Tim dosen juga merancang berbagai program pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pengolahan sampah plastik menjadi tas bernilai jual tinggi dan teknik ecoprinting menggunakan pewarna alami dari tumbuhan lokal. Kegiatan ini diharapkan mampu menambah pendapatan masyarakat sekaligus melestarikan budaya lokal dan menjaga kelestarian lingkungan.
Tidak hanya masyarakat umum, program ini juga menyasar guru dan siswa di Madrasah Nahdatul Athfal dan Lembaga Desa Peduli Gambut Desa Sungai Rasau, memberikan pelatihan kewirausahaan, mitigasi bencana, dan produk-produk inovatif seperti masker anti asap. Kolaborasi ini bertujuan agar setiap elemen desa siap menghadapi situasi kritis dengan strategi yang terukur dan inovatif.
Raudhatul Fadhilah, Ketua Tim dari Universitas Muhammadiyah Pontianak, mengungkapkan, “Kami ingin menciptakan desa yang tidak hanya tangguh terhadap bencana, tetapi juga mandiri secara ekonomi dan berdaya dalam mengelola potensi alamnya. Kolaborasi ini menjadi contoh konkret dari pengabdian akademisi untuk mengubah masyarakat menjadi lebih siap dan kreatif.”
Sementara itu, Kepala Desa Sungai Rasau, Asmadi, menyampaikan rasa syukurnya atas terlaksananya program ini. “Saya sangat bangga dan berterima kasih atas inisiatif dan dedikasi tim Kosabangsa. Desa kami kini lebih siap menghadapi ancaman bencana, dan masyarakat mendapatkan pengetahuan serta keterampilan baru yang sangat berharga,” tuturnya dengan antusias.
Kesuksesan program ini tak lepas dari dukungan penuh Direktorat Riset, Teknologi, Pengabdian Kepada Masyarakat melalui skema Kosabangsa dengan Grant Number: 015/E5/PG.02.00/KOSABANGSA/2024. Melalui pendanaan ini, kolaborasi lintas universitas ini berhasil menjawab tantangan lokal dengan solusi yang inovatif dan berkelanjutan, menciptakan masa depan yang lebih baik untuk Desa Sungai Rasau dan sekitarnya.***