Sambas

Kementan Dorong Swasembada Pangan melalui Optimalisasi Lahan Kering di Pemangkat

×

Kementan Dorong Swasembada Pangan melalui Optimalisasi Lahan Kering di Pemangkat

Sebarkan artikel ini
Kementan Dorong Swasembada Pangan melalui Optimalisasi Lahan Kering di Pemangkat
Kementan Dorong Swasembada Pangan melalui Optimalisasi Lahan Kering di Pemangkat

SAMBAS, JEJARING KALBAR– Plt Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Heru Tri Widarto, menegaskan komitmen pemerintah dalam meningkatkan swasembada pangan melalui optimalisasi lahan kering. Pernyataan ini disampaikannya dalam acara panen dan tanam bersama di lahan kering tumpang sisip di Pemangkat, Kabupaten Sambas, pada Kamis (20/2/2025).

Heru menyebutkan bahwa target nasional untuk optimalisasi lahan kering mencapai 500.000 hektare, yang diproyeksikan dapat menghasilkan setara dengan 600.000 ton beras. Untuk Kalimantan Barat, target yang ditetapkan sekitar 132.000 hektare, meskipun masih dapat disesuaikan berdasarkan identifikasi lahan yang sedang berlangsung.

“Kalimantan Barat saat ini ditargetkan sekitar 132.000 hektare dari total 500.000 hektare, yang diperkirakan setara dengan 600.000 ton beras. Mungkin akan ada penyesuaian seiring dengan proses identifikasi lahan,” jelasnya.

Sebagai dukungan bagi petani lahan kering, Kementerian Pertanian memberikan bantuan berupa benih, herbisida, dan pestisida. Namun, tidak ada bantuan pupuk karena telah tersedia program pupuk subsidi bagi petani.

Heru juga menyoroti kebijakan pemerintah terkait pembelian gabah seharga Rp6.500 per kilogram yang diharapkan dapat memberikan insentif bagi petani untuk meningkatkan produksi.

“Kami harapkan dengan adanya kebijakan Presiden terkait pembelian gabah seharga Rp6.500 per kilogram, petani semakin termotivasi. Dari wawancara kami dengan petani, mereka biasanya hanya menanam sekali setahun, namun dengan program ini, mereka bisa menanam dua kali dalam setahun,” ujarnya.

Heru menekankan bahwa lahan kering memiliki potensi besar dalam produksi padi. Meskipun produktivitasnya sedikit di bawah sawah irigasi, hasilnya tetap signifikan. Ia mencontohkan hasil panen di Banten yang mencapai 4 ton per hektare, sementara rata-rata nasional untuk sawah irigasi sekitar 5 ton per hektare. Dengan penggunaan benih unggul nasional maupun lokal, diharapkan hasil panen dapat terus meningkat.

“Jika produktivitas lahan kering mencapai 80% dari sawah irigasi, itu sudah sangat baik. Beberapa daerah bahkan memiliki benih unggul lokal dengan produktivitas tinggi. Mudah-mudahan dengan adanya bantuan benih, produktivitas bisa meningkat,” tambahnya.

Heru menegaskan bahwa program optimalisasi lahan kering merupakan bagian dari upaya percepatan swasembada beras dan pangan, sebagaimana yang telah dinyatakan Presiden dalam sidang MPR. Pemerintah, termasuk Kementerian Pertanian, TNI, dinas terkait, dan Bulog, terus berupaya mendorong petani untuk memanfaatkan lahan yang belum ditanami guna meningkatkan produksi padi nasional.

“Pemerintah melalui Presiden dan Menteri Pertanian terus mendorong pemanfaatan lahan, baik sawah maupun lahan kosong yang belum pernah ditanam. Dengan langkah ini, kita dapat mencapai swasembada pangan lebih cepat,” tutupnya. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *