MEMPAWAH,– Klenteng Tie Kung Kiung yang terletak di Jalan A. Rani RT 15 RW 08, Desa Kuala Secapah, Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah, dibobol maling tadi malam, Minggu 22 Desember 2024. Peristiwa pencurian ini baru diketahui oleh pengurus klenteng pada pagi harinya.
Hendry Ardiansyah, Bendahara Klenteng Tie Kung Kiung, mengungkapkan bahwa pelaku mencuri enam Hio-Lo atau tungku dupa yang biasa digunakan meletakkan dupa dalam upacara sembahyang.
Tungku tersebut terbuat dari tembaga asli, yang memiliki nilai sejarah, budaya, dan ekonomi tinggi. Salah satu Hio-Lo terbesar memiliki berat sekitar 20 kilogram dengan diameter 22 inci.
“Hio-Lo itu terbuat dari tembaga asli, harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah per buahnya, apalagi yang besar. Ini sangat berharga, bukan hanya dari segi materi, tetapi juga untuk keperluan ibadah,” jelas Hendry.
Pelaku diketahui masuk dari belakang dengan mencongkel dinding multiplek yang digunakan sementara selama renovasi sebagian klenteng.
“Karena pekong ini sedang direnovasi, dindingnya sementara menggunakan multiplek. Pelaku memanfaatkan kelemahan ini untuk mencongkelnya dan masuk ke dalam,” tambah Hendry.
Menurutnya, posisi altar berada di bagian depan klenteng, dan Hio-Lo tersebut diletakkan di depan altar. Pintu besi tetap terkunci, sehingga pelaku memilih membongkar dinding dari belakang. Setelah masuk, pelaku bahkan menumpahkan abu dupa yang berada di dalam tungku sebelum membawa barang curian tersebut.
Hendry juga menjelaskan bahwa Hio-Lo yang dicuri terdiri dari berbagai ukuran, mulai dari yang kecil hingga yang besar. Barang-barang tersebut masih berada di bangunan lama, karena nantinya akan dipindahkan ke bangunan baru yang sedang direnovasi.
Kasus pencurian ini menjadi perhatian masyarakat sekitar. Klenteng Tie Kung Kiung, sebagai tempat ibadah dan budaya, memiliki arti penting bagi komunitas setempat. Para pengurus berharap pelaku dapat segera ditangkap, dan barang-barang berharga klenteng dapat kembali.
“Masyarakat di sini sangat menghormati tempat ibadah ini, jadi peristiwa seperti ini sangat memprihatinkan. Semoga kejadian serupa tidak terulang lagi,” tutup Hendry. (Bung Ranie)