SAMBAS, JEJARING KALBAR, – Dalam upaya memperkuat ekonomi lokal dan ketahanan pangan di kawasan transmigrasi, Tim 2 Ekspedisi Patriot IPB University bersama Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Subah menggelar Focus Group Discussion (FGD) di Desa Mukti Raharja, Kecamatan Subah, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Kegiatan yang dipimpin oleh Dr. M. Iqbal Irfany, S.E., M.App.Ec., selaku Ketua Tim sekaligus Asisten Direktur Pengembangan Masyarakat Agromaritim IPB University ini merupakan bagian dari riset dan pemetaan ekonomi untuk mendukung Asta Cita melalui pengembangan komoditas unggulan lokal.
Tujuan utama FGD adalah menentukan komoditas yang berpotensi dikembangkan di kawasan transmigrasi Subah serta membahas tantangan dan solusi pengembangannya. Hasil diskusi ini akan menjadi dasar rekomendasi kebijakan bagi pemerintah daerah dalam memperkuat sektor pertanian dan perkebunan masyarakat transmigran.
Menurut Sukiman, salah satu narasumber dalam forum tersebut, keberadaan Tim Patriot IPB menjadi momentum penting bagi perubahan ekonomi lokal.
“Kehadiran Tim Patriot IPB merupakan langkah awal perubahan ekonomi di Kawasan Transmigrasi Subah melalui diversifikasi komoditas unggulan dan pangan. Kajian tim ini bukan sekadar laporan, melainkan rancangan pengembangan komoditas dari hulu hingga hilir,” ujarnya.
Dari sisi petani, Ketua Gapoktan Mukti Raharja, Sodikin, menyampaikan semangat dan harapan para petani terhadap program ini.
“Para petani memiliki semangat yang sangat tinggi. Meski dengan keterbatasan alat dan cuaca ekstrem, kami tetap optimistis demi ketahanan pangan,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Tim Patriot IPB juga memaparkan hasil riset dan penjajakan lapangan yang menunjukkan sejumlah komoditas potensial, di antaranya padi unggul, pinang, perikanan air tawar, pisang kepok, dan umbi-umbian yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Kepala Bidang Perkebunan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sambas, Suriadi menilai riset Tim Patriot IPB sejalan dengan arah kebijakan pemerintah daerah yang mengusung konsep One Village One Product (OVOP).
Sementara itu, perwakilan Bappeda Kabupaten Sambas, Fitri menyampaikan apresiasi atas kolaborasi riset ini.
“Kami sangat mendukung pengembangan komoditas unggulan lokal, terutama komoditas berorientasi ekspor seperti pinang dan pisang kepok yang bisa diolah menjadi tepung pisang, serta pengembangan Kebun Raya Sambas. Program ini sejalan dengan arah pembangunan ekonomi daerah,” ungkapnya.
Kegiatan FGD dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sambas, Camat Subah, perangkat desa, serta penyuluh pertanian setempat. Dari hasil diskusi, peserta menyepakati bahwa komoditas seperti padi, pinang, pisang, dan perikanan budidaya merupakan sektor unggulan yang layak dikembangkan. Komoditas tersebut dapat ditanam di lahan sekitar Kebun Raya Sambas, pinggiran jalan desa, maupun di sela-sela perkebunan sawit.
Melalui kegiatan ini, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sambas bersama Tim Patriot IPB University menegaskan komitmennya untuk membangun ekosistem pertanian desa yang berdaya saing, inovatif, dan berkelanjutan. Hasil riset ini diharapkan menjadi motor penggerak peningkatan kesejahteraan petani serta penguatan ketahanan pangan di Kawasan Transmigrasi Subah. ***