SAMBAS, JEJARING KALBAR – Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Kabupaten Sambas melakukan pemantauan harga bahan pokok menjelang Lebaran, Jumat (21/3/2025).
Kabid Perdagangan Diskumindag Kabupaten Sambas, Abdul Hadi, menyatakan bahwa secara umum harga bahan pokok masih terkendali dan tersedia dalam jumlah cukup. Namun, ada beberapa komoditas yang mengalami fluktuasi harga, terutama telur ayam ras.
“Beberapa hari terakhir, harga telur ayam ras mengalami kenaikan. Pada Jumat (20/3) harganya masih Rp31.000 per kilogram, kemudian naik menjadi Rp32.000 pada Senin, dan hari ini kami pantau sudah mencapai Rp33.000 per kilogram,” ujarnya.
Selain itu kata Abdul Hadi, harga cabai juga mengalami perubahan. Cabai besar, cabai keriting, dan cabai merah sudah mengalami penurunan harga.
“Namun, cabai rawit merah yang sebelumnya sempat melonjak hingga Rp125.000-Rp130.000 per kilogram kini turun menjadi Rp90.000 per kilogram,” tambahnya.
Beberapa komoditas lainnya masih dalam kondisi stabil. Harga daging sapi terpantau berada di kisaran Rp151.000-Rp155.000 per kilogram, sedangkan daging ayam ras masih stabil. Namun, harga ikan kembung dan bawang merah mengalami kenaikan.
“Harga bawang merah saat ini Rp32.000 per kilogram, meski jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya justru mengalami penurunan dari Rp38.000,” jelasnya.
Berdasarkan data pemantauan tiga tahun terakhir (2022-2024), Abdul Hadi menyebut bahwa harga bahan pokok secara umum tidak mengalami perubahan signifikan. Namun, beberapa komoditas strategis tetap menjadi perhatian, terutama menjelang Lebaran.
“Harga telur biasanya mengalami kenaikan menjelang Lebaran, dan kemungkinan dalam seminggu ke depan bisa naik kembali. Untuk mengantisipasi lonjakan harga, pemerintah telah menggelar operasi pasar murah di beberapa kecamatan pada 17-25 Maret 2025,” katanya.
Pemantauan di distributor di Sambas dan Pemangkat menunjukkan bahwa stok bahan pokok seperti minyak goreng, beras, tepung, dan telur masih tersedia dalam jumlah cukup. Namun kata Abdul Hadi, daya beli masyarakat terpantau lebih rendah dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Pedagang berharap ada peningkatan daya beli dalam beberapa hari ke depan, terutama mendekati Lebaran,” ungkap Abdul Hadi.
Ia juga menekankan pentingnya peran distributor dalam menjaga ketersediaan bahan pokok.
“Distributor memiliki jaringan pasar lintas wilayah, mereka mengambil pasokan dari Pontianak atau melalui Pelabuhan Sintete. Kami memastikan bahwa mereka tidak melakukan penimbunan untuk spekulasi,” tegasnya.
Abdul Hadi memastikan bahwa hingga saat ini, para distributor di Sambas bertanggung jawab dalam mendistribusikan barang.
“Alhamdulillah, tidak ada distributor yang menyimpan stok dalam jumlah besar untuk kepentingan spekulasi. Semua barang bisa diakses oleh pedagang dan masyarakat,” ujarnya.
Ia mengatakan, pemerintah daerah juga telah menerbitkan imbauan kepada para distributor, yang dapat diakses melalui media sosial.
“Imbauan tersebut melarang perdagangan ilegal, penimbunan barang untuk spekulasi, serta distribusi barang ilegal. Kami berharap para pelaku usaha mematuhi aturan ini agar aktivitas perdagangan berjalan dengan baik,” tutupnya. *** (Sera)