SAMBAS, JEJARING KALBAR – Darma Irawan, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, menerima penghargaan bergengsi dari Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam peringatan Hari Krida Pertanian (HKP) ke-53 yang digelar di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Senin 30 Juni 2025 kemarin.
Penghargaan ini diberikan atas dedikasi dan inovasinya dalam mendampingi petani serta mendorong transformasi pertanian di daerahnya. Darma menjadi salah satu dari 10 penyuluh berprestasi secara nasional yang mendapatkan sepeda motor operasional sebagai bentuk apresiasi dari Kementan.
“Saya bersyukur dan bangga atas penghargaan ini. Ini bukan hanya pencapaian pribadi, tapi juga hasil kerja bersama petani, pemerintah daerah, dan semua pihak di Kabupaten Sambas,” ujar Darma.
Ia menegaskan bahwa peringatan HKP ke-53 menjadi momentum penting bagi para penyuluh untuk bertransformasi, agar semakin relevan dengan tantangan pertanian masa kini.
“Kami bukan sekadar pendamping, tetapi juga agen perubahan. Penyuluh harus mampu mendorong adopsi teknologi, mendukung strategi pemerintah, dan memperkuat ketahanan pangan nasional,” tegas Darma.
Ia juga mengapresiasi sinergi antara Kementan dan Pemerintah Kabupaten Sambas yang menurutnya sangat mendukung kemajuan pertanian di wilayah tersebut. Program seperti optimasi lahan dan Brigade Pangan yang telah dijalankan sejak 2024 terbukti berhasil meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani.
“Di bawah kepemimpinan Bupati Satono, Kabupaten Sambas bergerak seirama dengan program pusat, menjadikannya lumbung padi Kalimantan Barat,” kata Darma.
Menurutnya, keberhasilan pertanian di Sambas merupakan hasil kolaborasi semua elemen: PPL, kelompok tani (Poktan dan Gapoktan), Babinsa, Brigade Pangan, serta organisasi pertanian seperti Perhiptani, HKTI, KTNA, dan lainnya.
“Musim tanam kedua sedang berlangsung, bahkan beberapa petani sudah memasuki musim tanam ketiga. Ada yang meraih penghasilan bersih hingga Rp60 juta per musim tanam, bahkan kotor lebih dari Rp100 juta,” katanya.
Sementara itu dalam sambutannya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyampaikan bahwa para PPL adalah ujung tombak pertanian nasional, sekaligus “mata dan telinga” Presiden dan Kementan di lapangan.
“Capaian luar biasa seperti stok beras tertinggi dalam 57 tahun terakhir tidak lepas dari kerja keras para penyuluh. Indonesia bahkan mendapat pengakuan internasional atas produksi padinya yang mencapai lebih dari 34 juta ton,” ujar Amran.***
Jangan lupa Follow Facebook, TikTok dan Instagram Jejaring Kalbar.