SambasTempat Wisata

Bukan FOMO, Ratusan Orang Penasaran dengan Sensasi Lumpur Kering Danau Sebedang

×

Bukan FOMO, Ratusan Orang Penasaran dengan Sensasi Lumpur Kering Danau Sebedang

Sebarkan artikel ini
Pengunjung Danau Sebedang ramai di akhir pekan, berjalan di atas lumpur kering, Minggu 27 Juli 2025/Foto Jejaring Kalbar.
Pengunjung Danau Sebedang ramai di akhir pekan, berjalan di atas lumpur kering, Minggu 27 Juli 2025/Foto Jejaring Kalbar.

SAMBAS, JEJARING KALBAR – Ratusan orang berkunjung ke Danau Sebedang setiap akhir pekan. Tak seperti biasanya, para pengunjung bukan sekadar ingin melihat keindahan air danau, melainkan ingin merasakan sensasi berjalan di atas lumpur kering akibat kemarau.

Kemarau yang melanda Kalimantan Barat, khususnya Kabupaten Sambas, sudah berlangsung hampir satu bulan. Kebakaran hutan terjadi di berbagai tempat, dan air danau mulai mengering, memunculkan daratan baru di Danau Sebedang. Dari kejauhan, danau tersebut tampak seperti pantai.

Ini bukan FOMO, singkatan dari Fear of Missing Out, yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti “takut ketinggalan”. Meskipun ada benarnya juga, kalau kamu orang Sambas, sayang sekali melewatkan sensasi berjalan di atas lumpur kering ini.

Pengunjung Danau Sebedang berjalan di atas lumpur kering akibat kemarau, Minggu 27 Juli 2025/Foto Jejaring Kalbar
Pengunjung Danau Sebedang berjalan di atas lumpur kering akibat kemarau, Minggu 27 Juli 2025/Foto Jejaring Kalbar

Seorang pengunjung dari Jawai Selatan, Widyawati (36), mengatakan bahwa ia penasaran dengan kondisi Danau Sebedang yang mengering. Ia datang pada akhir pekan ini, Minggu, 27 Juli 2025, bersama sebelas anggota keluarga besarnya. Mereka menggunakan pikap, menempuh perjalanan dari Jawai melewati Jembatan Sungai Sambas Besar.

Widya, sapaannya, mengatakan bahwa keindahan Danau Sebedang berbeda dari tempat wisata lainnya. Terutama saat musim kemarau, ketika airnya surut dan lumpur kering muncul di tengah danau, pengunjung dapat merasakan sensasi berjalan di atas permukaan danau.

“Memang asyik berjalan dari Kampung Laok ke tengah danau. Melewati lumpur kering, lalu mengelilingi pulau kecil yang ada di tengah danau. Biasanya orang keliling pulau itu pakai sampan atau bebek engkol,” katanya.

Namun, kondisi mengeringnya air danau ini sebenarnya berpotensi menimbulkan masalah besar bagi masyarakat di Kecamatan Tebas, Kecamatan Sebawi, dan sekitarnya. Pasalnya, intake PDAM Perumda Tirta Muare Ulakan Sambas berada di danau tersebut. Jika airnya benar-benar habis, maka sumber air baku pun akan hilang.

Untungnya, kemarau sepertinya akan segera berakhir. Menjelang Agustus 2025 ini, sebagian besar wilayah Kabupaten Sambas diguyur hujan deras hari ini. Ini menjadi pertanda musim peralihan. Namun, jika kemarau berlanjut satu bulan lagi, bukan tidak mungkin akan terjadi krisis air bersih.

Pewarta: Ya’ Muh. Nurul Anshory

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *