SAMBAS, JEJARING KALBAR – Kerusakan parah di SDN 17 Sabaran Parit, Kecamatan Jawai Selatan, telah dilaporkan sejak 2020. Namun, meski berkali-kali diajukan, hingga kini belum ada tindakan nyata dari pemerintah, Kamis (13/3/2025).
Agus, salah satu guru yang telah mengajar selama 15 tahun di sekolah tersebut, mengungkapkan bahwa laporan mengenai kondisi sekolah sudah berkali-kali disampaikan ke Dinas Pendidikan.
“Pada 2023, pihak sekolah bahkan dipanggil ke Dinas Pendidikan untuk melaporkan kondisi gedung. Kami pikir itu pertanda baik, tetapi hingga kini belum ada tindak lanjut, bahkan peninjauan pun belum dilakukan. Saya dan operator sekolah yang datang langsung ke sana,” ujarnya.

Tak hanya pihak sekolah, pemerintah desa pun telah mengupayakan bantuan dengan memasukkan perbaikan SDN 17 Sabaran Parit ke dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) sebagai prioritas.
“Pihak desa sudah dua tahun berturut-turut mengajukan ini di Musrenbang sebagai prioritas pembangunan. Sudah masuk di tingkat kecamatan juga, tetapi bantuan tak kunjung datang,” tambah Agus.
Minimnya dana membuat para guru harus mencari cara agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan meski fasilitas sangat terbatas.
“Kami para guru harus berpikir kreatif agar proses belajar tidak terganggu dengan kondisi ini,” ujar Agus.
Sementara itu, Pengawas Sekolah SDN 17 Sabaran Parit, Ertin, juga telah berusaha menemui langsung Kepala Dinas Pendidikan untuk menyampaikan laporan. Namun, respons yang diberikan hanya sebatas janji tanpa ada langkah konkret.
“Saya sudah menemui langsung Kepala Dinas Pendidikan, tapi hanya dijawab dengan anggukan tanpa ada peninjauan ke sekolah,” ujarnya.
Padahal, meski berada dalam kondisi keterbatasan, siswa-siswa SDN 17 Sabaran Parit tetap menunjukkan prestasi akademik dan non-akademik.
“Siswa-siswa di sini tetap semangat berprestasi. Meski dana terbatas, mereka tetap ikut berbagai lomba dan sering membawa pulang piala,” pungkas Ertin. (Sera)