SAMBAS, JEJARING KALBAR, – Sebanyak 40 titik panas (hotspot) terdeteksi di wilayah Kabupaten Sambas. Informasi tersebut disampaikan Wakil Komandan Regu Manggala Agni Sambas, Redy, yang menyatakan bahwa timnya langsung melakukan verifikasi lapangan setelah menerima data dari pemantauan.
“Hari ini saja terpantau sebanyak 40 hotspot di Kabupaten Sambas,” ujarnya.
Menurut Redy, beberapa lokasi yang mengalami peningkatan suhu telah dikunjungi tim Manggala Agni untuk memastikan kondisi di lapangan.
“Kami sudah lakukan pengecekan langsung ke sejumlah titik yang terpantau,” tambahnya.
Ia menambahkan bahwa saat ini upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terus dilakukan secara terpadu bersama TNI, Polri, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), dan masyarakat setempat, salah satunya di wilayah Desa Trimandayan, Kecamatan Teluk Keramat.
“Bahkan hari ini tim Manggala Agni gabungan dengan TNI, Polri, KPH dan masyarakat berjibaku melakukan pemadaman di Desa Trimandayan Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas,” jelasnya.
Redy mengungkapkan bahwa lahan yang terbakar didominasi oleh jenis tanah gambut, yang membuat api sulit dipadamkan karena merambat di bawah permukaan tanah.
“Jenis tanah di lokasi adalah gambut, sehingga api menyala dari bawah dan cukup sulit ditangani,” tuturnya.
Selain itu, Redy menyebutkan kendala utama yang dihadapi tim adalah keterbatasan sumber air di lapangan. Hal ini membuat proses pemadaman berlangsung lebih lama dari biasanya.
“Sumber air sangat minim, jadi proses pemadaman masih terus berlangsung hingga waktu yang belum bisa ditentukan,” terangny.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sambas, Marjuni, menyampaikan bahwa berdasarkan data sementara dari BMKG, titik panas tersebar di enam kecamatan, yaitu Paloh, Selakau Timur, Sajingan Besar, Subah, Tebas, dan Teluk Keramat.
“Teluk Keramat menjadi wilayah dengan jumlah titik panas terbanyak,” ungkapnya.
Marjuni juga mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati selama musim kemarau ini, terutama untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar atau membuang puntung rokok sembarangan.
“Jika melihat api di lahan, harap segera dipadamkan jika masih kecil. Bila sudah membesar, segera laporkan kepada pemerintah desa atau petugas setempat,” pesannya.
Ia juga menyarankan warga menggunakan masker bila kabut asap mulai mengganggu aktivitas luar ruangan.*** (Sera)